Pages

Subscribe:

Sabtu, Mei 14, 2011

Pengenalan Inflasi

Inflasi bukan berarti naiknya harga barang-barang ataupun turunya nilai mata uang, inflasi adalah proses dari suatu peristiwa. Artinya, bila ada tingkat harga yang tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Bila kenaikan harga terus-menerus meningkat dan saling mempengaruhi baru bias dianggap inflasi.
inflasi juga sering di gunakan meningkatnya persediaan uang yang juga memoengaruhi nainya harga barang.  Ada dua cara yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat inflasi yaitu CPI dan GDP deflator. inflasi digolongkan diantaranya, inflasi ringan, sedang, berat dan hiperinflasi.
Apabila kenaikan harga dalam satu tahun dibawah 10% (sepuluh persen) maka inilah disebut inflasi ringan, sedangkan untuk inflasi sedang  kenaikan harga berada di interval antara 30% sampai 100% dan untuk jenis inflasi tingkat tinggi atau hyperinflasi, harga kenaikan melebihi 100% dalam setahun.

Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga.
Indikator Inflasi :
  • Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas dasar survei bulanan di 45 kota, di pasar tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis barang/jasa di setiap kota dan secara keseluruhan terdiri dari 742 komoditas.
  • Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah.
Disagregasi Inflasi :

1. Inflasi Inti
    Yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental:
    - Interaksi permintaan-penawaran
    - Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang
    - Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen
2. Inflasi non Inti
    Yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Dalam hal ini terdiri dari :
  • Inflasi yang dipengaruhi shocks dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, gangguan penyakit.
Inflasi Administered Prices : yakni inflasi yang dipengaruhi shocks berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM, tarif listrik, tarif angkutan, dll
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan.  Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi.
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi.  Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar.
Determinan Inflasi
Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price)1, dan terjadi negative supply shocks)2 akibat bencana alam dan terganggunya distribusi. Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi apakah lebih cenderung bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru) dan penentuan upah minimum regional (UMR).




Sources :



| Free Bussines? |

1 Comment:

Arini's mengatakan...

Blog yang bagus, dapat menambah wawasan bagikita yang membacanya,...selamat dan sukses,...aku suka blog anda bagus trims

Posting Komentar