Pages

Subscribe:

Sabtu, November 13, 2010

Social Networking dan Pengaruhnya

Social Software
Social software merupakan suatu cakupan dari sistem software yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar. Karakteristik dari sebuah social software adalah memiliki open APIs, desain arsitektur yang berbasiskan service-oriented (SOA), dan kemampuan untuk upload data maupun media. Dari karakteristik yang telah disebutkan, social software termasuk Web 2.0 dan Enterprise 2.0 dimana cakupannya adalah untuk aplikasi bisnis skala besar.
adapun perubahan persepsi yang saya kutip dari alamat di atas adalah tentang software sosial tersebut, yaitu:
  1. untuk kebutuhan, software konvensional lebih ditekankan kepada perusahaan yang membutuhkan, sedangkan software sosial dapat diinisialisasi oleh konsumen(pemakai),
  2. kedua yaitu fokus. pada software konvensional titik fokus ditujukan kepada sisi internal perusahaan, sedangkan software sosial bisa dikatakan menekankan pada sisi sosial atau eksternal,
  3. ketiga, tujuan. maksud dari dibuatnya software konvensional adalah untuk mendapatkan keuntungan dan efesiensi serta produktifitas, sedangkan pada software sosial lebih diutamakan sisi emosional.

Sejarah dan Pengertian Situs Jejaring Sosial

Situs jejaring social adalah struktur social yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sapai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh Profesor J.a. Banes pada 1954.

Situs jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi seperti nilia, visi, ide, teman, keturunan, dll.

Sejak komputer dapat dihubungkan satu dengan lainnya dengan adanya internet, banyak upaya awal untuk mendukung jejaring sosial melalui kmunkasi antar komputer. Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar teman mantan sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang mambuat ikatan tidak langsung. Dua model berbeda dari jejaring sosila yang lahir sekitar tahun 1999 adalah berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epionions.com, dan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan ynag kemudina dipakai pad beberapa situs UK regional diantara tahun 1999 dan 2001. inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan penggunaan kontrol yang lebih akan isi dan hubungan. Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google dengan Facebook, pesaing ynga tumbuh dengan cepat.

Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360. pada bulan juli 2005 New Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friendster Reunited pada desember 2005. Diperkirakan ada 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.

Macam-Macam Jejaring Sosial

Ada beberapa macam jejaring sosial. Namun tidak semuanya populer di Indonesia. Situs jejairng sosial yang memiliki pengguna cukup banyak mungkin hanya Fiendster, MySpace, Facebook, dan Multiply.
  • Friendster, yang ide penamaannya berasal dari nama Napster, adalah sebuah situs web jaringan sosial dimana seorang pengguna akan membuat identitas maya dan kemudian mengisi data dirinya untuk kemudian mendapatkan account di firendster. Dalam friendster, kita juga dapat melihat teman dari kita dan teman dari teman kita, selain melihat teman kita sendiri. Namun karena sangat populer di Indonesia justru menjadi tiitk lemah firendster itu sendiri. Karena bisa saja kebenaran data friendster itu dipalsukan.
Yang menjadi masalah adalah kegunaan firendster yang berhubungan dengan fitur – fitur yang ada di friendster. Fitur yang disediakan friendster (IMO) tidak banyak, paling hanya mwnampilkan foto, profil, testimonial, atau komentar serta blog dengan fitur yang minim sekali. Dan terobosan baru friendster yang terlihat menyontek Facebook adalah widget atau aplikasi – apliksasi. Bagi sebagian orang hal ini sangatlah membosankan dan akhirnya meninggalkan friendster atau hanya mendiamkan situs friendsternya.
  • My Space, jika di Indonesia an beberapa Negara asia friendster sangat popular, hal ini tidak terjadi di Eropa dan Amerika. Di belahan dunia tersebut My Space jauh lebih populer. My Space hamper mirp dengan friendster. Hanya saja fitrnya jauh lebih lengkap.
  • Facebook, adalah situs jejaring social yang menanjak popularitasnya akhir – akhir ini. Berdasarkan arikel dari Tempo Interaktif 15 Agustus 2008 Facebook untuk sementara mengungguli situs – situs jejaringsosila lainnya pertumbuhannya terbilang pesat, sekitar 135% pertahun. Untuk wilayah Indonesia sendiri Facebook memang cukup populer akhir – akhir ini. Facebook ini cukup menarik, andalan utamanya adalah aplikasi – aplikasi yang disediakan oleh FB maupun yang kita buat sendiri. Leat itu kta bisa lebih akrab dengan teman – teman kit. Karena bisa digunakan sebagai sarana berinteraksi. Selain itu ada fitur chat yang sangat mudah digunakan yang idak dimiliki friendster.
  • Multiply, adalah salah satu jejaring sosial yang cukup populer di Indonesia selain freindster, my pace, dan facebook. Multiply memadukan layanan blog, file / media sharing dengan jejaring social semacam friendster. Jadi intreaksi didalamnya lebih terasa dibanding FS, FB, dan My Space. Fitur – fitur yang disediakan multiply antara lain sharing blog, Music, Foto, Video, Link, dan lain – lain. Sharing tersebut dapat dibatasi aksesnya, bisa hanya untuk teman, jaringan atau siapa saja, bisa juga khusus untuk orang kita tunjuk. Lewat Sharing Media tersebut semua anggota multiply bisa memberi komentar selama mereka diberi akses.

Fungsi Jejaring Sosial

Jejaring social umumnya memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam hal:
  • Memperluas interaksi bedasarkan kesamaan nilai yang dimilki masing – masing individu, kesamaan karakteristik tertentu, ataupun pernah berinteraksi dalam kurun waktu tertentu, ehingga melahirkan nostalgia yang dapat dirasakan bersama.
  • Menambah wawasan atau pengetahuan dengan sarana Information Sharing dan Comment.
  • Pencitraan atau memasarkan diri dalam arti positif, dalam hal ini juga berkaitan dengan prestige dan kemauan untuk updae teknoloi informasi.
  • Media transaksi dan pemikiran dalam hal perdagangan, politik, budaya, bahkan dimungkinkan juga di bidang pendidikan.
  • Dalam eskalasi lebih lanjut bisa juga sarana ini sebagai meia intelejen, pengungkapan berbagai kejahatan hukum, media pertolongan dan sarana Citizen Journalism. Selanjutnya mungkin adalah sebagai media rekreatif atau cuci mata setelah ditempa oleh beratnya beban pemikiran, misalnya melihat film lucu, penemuan baru, permainan game dan lain sebagainya.
DAMPAK SITUS JEJARING SOSIAL
Bukan tidak mungkin bahwa sesuatu yang bertujuan baik pada awalnya mempunyai sisi keburukan pada akhirnya. seperti yang kita bahas saat ini bahwa situs jejaring sosial merebak di mana-mana, bahkan setiap saat kita selalu membicarakannya. tidak percaya?
Coba dengarkan anak2 muda yang ngobrol, sudah tentu mereka ngomong ‘kamu udah punya facebook ta?’…
Dengan perkembangan teknologi, kita merasa bahwa komunikasi tidak ada batasan waktu dan ruang. sebut saja telepon, dengan terbatas audio dan biaya yang agak sedikit mahal. sekarang muncul lagi teknologi realtime, dimana kita dapat melihat teman kita yang jauh (luar negeri) secara live seperti kita bercakap-cakap dengannya di depan kita.
Kembali ke topik situs jejaring sosial bahwa dampak yang ditimbulkan olehnya memiliki rentetan fakta yang ada. mulai dari solusi yang diberikan sampai dengan masalah yang tidak ada akhirnya.
Apapun itu, situs jejaring sosial seperti facebook, friendster, plurk, hi5, dll dapat membuat kita berkomunikasi secara terbuka, dan tidak terbatas apapun itu. dengan menggunakan teknologi internet, kita sudah dapat berkomunikasi dengan teman kita, atau kenalan baru. simple bukan?
Justru simple itulah yang membuat kita harus berhati-hati. karena kesederhanaan tersebut, terjadi banyak masalah. misalnya pencurian ID (idenditas) seseorang di internet oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan digunakan untuk keperluan yang tidak smestinya. kriminal mungkin
Kedua, kecanduan. percaya atau tidak saya pernah mendengar opini teman bahwa sehari tanpa FS, atau FB seperti hilang dari peradaban selama beberapa tahun… (lebay tu anak…). kemana-mana kita akan selalu memikirkan ‘FB ku ada komen dari siapa ya?’… dan macem-macem.
Ketiga, anti sosial. bahwa kita dapat menjadi anti-sosial apabila memaknai semua itu secara berlebihan. dapat kita bayangkan apabila kita duduk berjam-jam hanya untuk mengomentari teman kita lewat layar komputer dibandingkan dengan bertemu langsung dan duduk bersama? lama-lama fungsi sosial dapat tergantikan oleh digitalisasi. titik fokus kita sudah teralihkan pada hal-hal yang semestinya bersifat minor (untuk kadar tertentu).
bahkan aku sempet browsing dan menemukan fakta-fakta lucu di sana:
  • Seorang anak mudamenyekap pacarnya di rumah ortu si cowok gara2 pada hari valentine si cewek dapet ucapan selamat dari temen2 cowoknya di FB
  • Atau si suami tega membunuh istrinya gara2 si istri menampilkan status ’single’ pada halamab FB-nya
  • Atau saya dapet cerita dari Naski, ada temennya yang putus gara-gara di FS si cewek banyak testi dari cowok-cowok lain.
JAKARTA--Berkembangnya situs jejaring sosial sebagai tren komunikasi masyarakat modern, perlu disikapi para orang tua dengan hati-hati. Pasalnya, anak-anak dikhawatirkan dapat terpengaruh negatif dengan arus informasi yang demikian bebas dalam situs jejaring sosial.

Riset di Inggris baru-baru ini mencatat, 3/4 anak-anak mengunjungi situs jejaring sosial tanpa sepengetahuan orang tua. Rata-rata dari mereka merupakan anak-anak yang pernah dihukum orang tuanya saat ketahuan mengunjungi situs pertemanan macam Facebook atau Bebo.

"Di Eropa, mayoritas remaja pengguna internet aktif mengakses situs jejaring sosial, dan di Inggris raya, sekitar 3/4 remaja pengguna internet mengakses situs yang sama," tukas peneliti, Profesor Tanya Brown seperti yang dilansir Telegraph, Senin (30/11).

"Bagaimana bisa 90% orang tua tidak membolehkan anaknya mengunjungi situs jejaring sosial?bahkan secara diam-diam, ini pertanda ada masalah dan mengkhawatirkan," tambahnya.

Dia berpendapat, pada dasarnya situs macam fFacebook atau Bobe memiliki batas umur yang berhak mengakses situs. Misalnya, Facebook yang membatasi usia yang berhak mengakses pada usia 13 tahun. Tapi Brown mengingatkan orang tua untuk bersikap hati-hati.

"Anak-anak mendapatkan manfaat dari situs jejaring sosial dimana dia memperluas jangkauan pergaulan dan mengahbiskan waktu dengan teman sepermainan," tukasnya.

"Tapi hal yang terjadi, anak-anak yang mengunjungi situs malahan saling  menganggu satu sama lain, lantaran tidak ada satupun yang berbicara dengan mereka tantang komunikasi via dunia maya dan komunikasi sesungguhnya," tambahnya.

Brown menilai, sangat mudah untuk berkomunikasi lewat dunia maya. Cukup tekan tombol kirim maka komunikasi pun berlangsung. Namun dia mengingatkan, sudah seharusnya anak-anak mengetahui maksud dan esensi berkomunikasi lewat dunia maya.

Dari catatan penelitian sebelumnya, tercatat 62% anak-anak berbohong kepada orang tuanya tentang prilaku mereka yang berkaitan dengan dunia maya. Riset tersebut menjelaskan, rata-rata anak sebetulnya tidak memahami apa yang dia lakukan dan dampaknya terhadap mereka. Anak-anak dengan sukses mengelabui orang tua mereka dengan menyembunyikan apa yang sebenarnya dilakukan saat berada di dunia maya.


Dampak bagi kita di Indonesia ?

  • Saat ini tidak ada bedanya dengan kita di New York ataupun Tokyo, karena kita tetap bisa melakukan semua kegiatan yang bersifat global.
  • 2006 adalah tahun dimulainya revolusi kultur dunia baru, kolaborasi online. Apakah kita mau ikut atau tetap tertinggal?
  • Web 2.0 mampu membawa masyarakat kita "go global" dan mendapat keuntungan (finansial, sosial, kultural, bahkan edukasional).


Sumber :





| Free Bussines? |

0 Comment:

Posting Komentar